Minggu, 19 Mei 2013

Aku Disini Lagi

Jumpa lagi dengan saya, setelah sekian lama vakum dari dunia per-blog-an. Banyak cerita sebenarnya yang ingin kutuliskan disini. Mulai dari bulan Agustus -saat PKP di Kimia Farma Apotek BM Padang, trus bulan Desember -bulan yang penuh dengan kegalauan, hahha.. Hanya terkadang tidak semua kisah hidup harus diceritakan kepada semua orang. Cukuplah hanya kita dan Tuhan saja yang tahu.. Bulan Januari 2013, aku mengawali tahun ini dengan hati yang -kembali- berbunga-bunga. Meskipun sebenarnya hati kecil menolak, namun ternyata nafsu lebih menguasaiku, hingga akhirnya di bulan ini -bulan Mei- aku putuskan untuk kembali kepada jalan yang seharusnya menjadi jalanku sejak dulu, menjadi diriku yang dulu berprinsip tegas akan hal ini. Mudah memang kalau hanya sekedar berkata, tetapi tak usahlah kugambarkan bagaimana sakitnya hati ini, cukuplah urat-urat nadi dan denyut jantung yang tau.



Masih di Bulan Januari, tepatnya di pertengahan, banyak hal terjadi namun yang paling berkesan adalah saat-saat dimana saya harus bolak-balik ke rumah sakit di detik-detik terakhir masa studi saya di program profesi apoteker. Ya, hari itu, Jum'at 18 Januari 2013 pukul 10.00 WIB, hari ekseskusi untuk mendapatkan gelar Apoteker (Apt), dan kejadian naas itu terjadi tepat 3 hari sebelumnya, yakni Selasa, 15 Januari 2013. Alhasil jadilah saya kemana-mana bawa bahan kompre yang setumpuk ke rumah sakit. Tapi tebak bagaimana, bahan itu tersimpan di lemari pasien, alias nggak sempat dibaca saking sibuknya ngurus ini itu. Untunglah masih ada teman-teman apoteker yang peduli sehingga kami belajar bareng di sela-sela kesibukan. Kompre pun kulalui dengan sukses meskipun di dalam ruangan sidang saya dibantai habis-habisan khususnya oleh ketua sidang dan penguji bidang industri.. Alhamdulillah, kepercayaan diri dan pemahaman (bukan hafalan) menyelamatkanku dari ketidaklulusan (asumsi pribadi, tentunya ini adalah berkah dari Allah, hehehe...). Yang unik, saking "gemesnya" penguji sampai-sampai berkata : "Anda ini terlalu percaya diri sekali, seolah-olah apa yang saudara jawab itu benar semuanya" Beberapa hari setelah hari ujian itu, tepatnya saat yudisium, Bapak itu tersenyum saat kusalami seraya berkata : "Selamat ya nak, ternyata kamu akhirnya lulus juga.." Alhamdulillah

Bulan Februari, tak banyak yang bisa kuingat di bulan ini, kecuali hari-hari dimana kami diwisuda dan diambil sumpahnya untuk menjalankan profesi sebagai apoteker. Bulan Maret, takkan kulupakan seumur hidupku. Bulan ini kusangka akan mengubah jalan hidupku beberapa tahun ke depan, tapi ternyata Allah berkehendak lain. Sebanyak 7 orang apoteker baru -stambuk saya- menerima panggilan wawancana dan tes kesehatan untuk bekerja di perusahaan BUMN farmasi ternama di negeri ini. Sayang diantara ber 7, hanya saya yang tidak lulus. Keirian dan buruk sangka sempat terlintas dipikiranku (tak usah saya sebutkan untuk siapa dan kenapa, maklum saya manusia biasa), tapi mau gimana lagi. Allah pasti punya rencana lain untukku yang lebih baik. Bersyukur aku punya orang tua yang menguatkan aku. Akhirnya keputusanku semakin bulat untuk melanjutkan studi S2 setelah berlibur ke rumah nenek di Batahan Sinunukan.

April, Mei, kehidupan mulai membosankan di kota yang sudah hampir 6 tahun kuinjak ini. Seringkali semangat datang dan pergi silih berganti. Terkadang aku tak tau akan apa-apa yang harus kuperjuangkan dan untuk siapa aku berbuat. Kekecewaan pada diri sendiri sering menghantui, membuat diri ini sering merasa lemah dan down. Kupikir itu manusiawi. Benar-benar monoton. Statis. Ya, aku futur. Sampai kapan aku terus begini? Dimana sahabat-sahabat yang dulu menemaniku? Apa tidak ada lagi yang peduli padaku? Apakah hidup hanya ilusi? Begitulah pertanyaaan-pertanyaan yang sering muncul di kepalaku. Semoga semangat itu kembali padaku, seiring dengan kembalinya semangatku untuk menulis kembali...

Salam..


sahabat terbaikmu,

2 komentar:

  1. "Terkadang aku tak tau akan apa-apa yang harus kuperjuangkan dan untuk siapa aku berbuat"

    Untuk orang-orng yang karena mereka lah kamu masih berdiri di sini nDi..
    Untuk orang tua dan keluarga yang tak pernah berhenti mengalirkan dukungan
    Untuk teman-teman yang ada atau pun yang pernah ada, yang ga pernah bosan untuk ikut campur dalam kehidupan kita..

    Well, kita harus tunjukin kalau semua yang udah mereka berikan dan lakukan buat kita itu ga sia-sia..

    Salam semangat deh..

    BalasHapus
  2. Hmm... iya mut, makasih banyak atas nasehatnya.. alhamdulillah.. :-)

    BalasHapus